Bagaimana supaya karakter dalam novel tidak membosankan?
Beberapa hal yang bikin pembaca ilfeel duluan sama tokoh utama dalam sebuah novel.
-
(Btw selamat datang di sesi tips & thought semi curcol)
First thing first saya mau disclaim dulu nih, semua tips yang saya tulis ini murni berdasarkan sudut pandang saya sebagai pembaca bukan penulis. Maka dari itu jika tidak sesuai dengan kiat-kiat kepenulisan ya itu masalah selera saya yang berbeda. Atau jika anda sebagai pembaca tidak setuju dengan pendapat saya, ya berarti kita beda selera.
Oke lanjut ke pokok pembahasannya.
Saya sebagai pembaca akan langsung ilfeel ketika menemukan tokoh yang:
1. Tokoh yang terlalu sempurna dan cinderung dilebih-lebihkan.
Sebagai contohnya, seorang tokoh wanita yang digambarkan terlalu cantik oleh pengarangnya.
Salah satu contoh desc yang paling saya benci, “Wajahnya terpahat apik bak seorang Dewi Yunani, memiliki mata bulat dengan bulu yang lentik serta iris hitam pekat, hidung mancung, dan bibir seksi berwarna kemerahan.”
Please lah ya, logic aja. Emangnya situ pernah liat dewi yunani face to face? Ya saya tahu sih itu hanya kalimat metafora yang menggambarkan si cewek ini cantik banget. Tapi ngotak ajalah, mana ada si yang luar biasa teramat sangat cantik sampe sebegitunya? Tidak ada kawan. Meski karakter yang serba sempurna diidamkan oleh semua orang, tapi menggambarkan karakter dalam sebuah novel tetap harus menggunakan logika.
Apalagi jika seperti ini. “Kupatut wajahku di cermin, sosok gadis 18 tahun, berambut pirang secemerlang mentari pagi balas menatapku, bibirnya yang secerah buah apel baru matang tersenyum manis, alisnya yang lebat sangat serasi dengan bulu matanya yang lentik. Hidungnya yang seumpama prosotan melengkapi pahatan sempurna sang pencipta. Ya secantik itulah diriku. Bahkan tetangga-tetanggaku sering mengatakan kalau aku mirip bidadari yg turun dari khayangan.”
Ini sih keburu boring duluan sebelum masuk konflik cerita ☹
Alangkah lebih baik jika penggambaran kelebihan (seperti kecantikan/ketampanan) tokohnya menggunakan sudut pandang tokoh lain dan tidak berdasarkan sudut pandang si pengarang ataupun tokohnya sendiri.
2. Tokoh yang segalanya minus dan sangat mengenaskan.
Kebalikan dari nomor 1, tokoh yang segalanya menyedihkan juga bikin ilfeel para pembaca.
Misalkan seperti tokoh seorang pembantu yang wajahnya pas-pasan, telmi, tak jemu-jemu mengasihani diri sendiri, menganggap dirinya paling nelangsa, dan hal minus lainnya, seakan tidak ada secuil pun kelebihan yang dia punya. Duh, ayolah kawan, di dunia ini tidak ada manusia yang 100% melarat menyedihkan ataupun jahat. Pasti ada plus minusnya masing-masing.
3. Tokoh yang tidak sesuai dengan kenyataan realita kehidupan yang sesungguhnya. Menurut saya hal ini krusial banget!
Apa yang pengarang tulis pada latar belakang tokoh harus seusai dengan sifat tokoh. Contoh simpelnya Jika anda ingin membuat tokoh seorang yang kaya raya, jangan cuma labelnya aja yang kaya, sifat si tokoh juga harus mencirikan dia adalah seorang yang kaya. Dari cara bertutur kata, pola hidup, lingkungan pertemanannya, dll.
Saya sering menjumpai kasus ini di wattpad, dan banyak terjadi pada penulis baru netes di platform oren satu ini. Ada salah satu cerita di Wattpad yang si pengarangnya ingin mendeskripsikan tokoh utamanya adalah anak seorang pengusaha yang kaya raya dan memiliki kharisma yang tinggi, tapi sifatnya sangat tidak mencerminkan dia orang kaya, justru sifat si tokoh ini terlihat kampungan bagi saya.
Bayangkan, mana ada si orang yang benar-benar kaya dan berkarisma keluar dari mobilnya urakan? (kecuali si tokoh punya kelainan mental), lalu cara dia bertutur kata bikin mata saya iritasi saat membacanya.
Contohnya seperti ini, “Cot, bacot, tutup tuh mulut, congor lu kagak bisa dijaga banget dah. Jijik banget sumpah.”
Saya tidak mengada-ada memang seperti itu si pengarang menuliskan dialognya
Hadohh… tolonglah yah, kalau dialog seperti itu keluar dari seorang tokoh yang begajulan atau yang sejenis lambe turah masih masuk akal. Tapi untuk kasus seorang yang kaya dan bermartabat sangat tidak mungkin kalimat seperti itu terlontar dari seseorang yang memiliki perusahaan besar dan apalagi si tokoh adalah pemimpin perusahaan tersebut.
Dari sini sangat terlihat bahwa si pengarang hanya mengandai-andai menjadi seorang yang kaya raya tetapi tidak benar-benar menjiwainya.
Orang Kaya bukan Cuma masalah mobil mewah, rumah mewah, segala yang melekat di tubuhnya branded, bahkan sekali ke salon bisa ratusan sampai jutaan, tapi persoalan menjadi kaya bukan cuma itu kawan. Seseorang di nilai kaya bukan hanya berdasarkan materi saja, tapi juga segala atribut yang melekat padanya, baik tutur kata, sikap pada orang banyak, caranya dalam memandang sesuatu, dsb.
Sebenarnya masih banyak lagi novel di wattpad yang latar belakang tokoh utamanya tidak sesuai dengan realita kehidupan yang membuat saya gemas sekali saat membacanya, dan rasanya saya ingin menjabarkan satu-satu persoalannya tapi itu tidak mungkin mengingat saya yang hanya pembaca biasa dan bukan kritikus sastra.
4. Hiperbolic yang tidak perlu.
Jujur, poin ini sangat teramat krusial. Saya sebagai pembaca seringkali jengah jika menemukan kalimat seperti;
“Aku adalah orang terkaya sedunia.”
Atau yang seperti ini;
“Hai, nama gue Karin, gue jago banget bela diri karena emang bokap gue yang ngajarin. Semua temen gue segan sama gue karena memang kemampuan gue yang nggak perlu di ragukan”
“Ibuku adalah pemilik saham terbesar di distrik ini, yang otomatis membuatku menjadi gadis terkaya di distrik ini, akupun banyak jadi inceran para pria buaya bla bla bla”
Nangis saya bacanya.
Memang kelihatannya saya yang melebih-lebihkan, tapi percayalah kawan, kalimat di atas nyata adanya. Kalimat hiperbolic seperti yang ada di atas sering saya jumpai di buku-buku hasil jebolan wattpad, yah walau tidak semua, tapi rata-rata banyak dari sana.
Saya sebagai pembaca lebih bisa menerima jika kelebihan si tokoh di tunjukan, bukan di katakan. Show not Tell. Kalau dia hebat dalam bela diri, tunjukan aksinya, cara dia menyerang, taktiknya, strateginya, dsb. Kalau dia orang kaya, tunjukan kalau dia memang orang kaya (seperti poin ke tiga). Kalau dia pintar dan cerdik, tunjukan kebolehannya dalam memecahkan kasus/permasalahan yang ada seperti Hercule Poirot-nya Agatha Christie, atau secerdas Robert Langdon-nya Dan Brown.
Nah, jadi itu beberapa hal yang membuat si tokoh terasa membosankan menurut kacamata seorang pembaca seperti saya. Sebenarnya masih banyak hal lainnya yang membuat saya gemas sendiri ketika membaca suatu novel yang karakternya tidak sesuai dengan selera saya.
Yap, ini masalah selera, seperti tokoh Acha dalam Novel Mariposa karyanya Luluk HF, mungkin sebagian orang menyukai tokoh satu ini yang bucin gila sama Iqbal, tapi buat saya BIG NO! Sifat Acha tidak sesuai dengan standar saya sebagai seorang wanita. Jadi semua balik lagi ke selera :)
Baca juga tips lainnya di Jawaban saya di quora
Gudbaayyy~



Komentar
Posting Komentar